Sunday, February 3, 2013

For Sena

Kau tersenyum dan menangis untukku,
Tindakan-tindakan itu menyentuh hatiku,
Dan menyembuhkan luka yang sakit


          Kata-kata yang akan selalu kuingat dan kudengar. Dari seorang anak kecil yang manis dan selalu melepaskan tawanya untuk getirnya kehidupan. Kisah ini bukan tentangku, tetapi tentang orang lain yang membuat hatiku tergerak untuk melihat senyumannya.
          Namanya Sena, seorang gadis kecil berambut pirang yang terlihat selalu bahagia. Tapi apa yang kudengar dari setiap lagu yang dia nyanyikan di taman setiap hari membuatku tertegun. Benarkah hidupnya sebahagia itu? ataukah sama seperti kami, yang merasakan awan gelap setiap harinya di kota terpencil ini. 
          Sena, aku bertemu dengan gadis ini ketika perjalanan menuju rumah nenekku disebuah perkampungan terpencil dipinggir kota S. Saat itu aku berusia 15 tahun, pergi kesana bersama ibuku. Sedangkan Sena berusia 10 tahun. Dihari kedua dirumah nenek, aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan menyusuri pantai. Disana aku melihat Sena, duduk bersila diatas pasir pantai sambil memainkan gitar berwarna coklat muda. Saat itu, gitar itu terlihat lebih besar dari tubuhnya. Tetapi, Sena memainkannya dengan mahir. Dia bernyanyi, dengan suara yang sangat lembut menerpa derasnya suara ombak.  
         Setiap hari, aku datang ke pantai itu untuk bertemu dengan Sena. Tanpa terasa, liburanku pun segera berakhir. Aku tidak mau semuanya berakhir begini saja. Aku memutuskan untuk berkenalan dengan gadis itu dan menanyakan namanya agar dapat terus kuingat sekembaliku ke Kota.
         "Aku.. boleh tahu namamu?", tanyaku saat itu pada gadis itu.
         "Namaku Sena, kamu?", katanya dengan lembut.
         "Aku akan memberitahukannya ketika kita berjumpa lagi, sampai jumpa", kataku sambil berlari meninggalkan Sena. Itulah memori yang kuingat soal Sena dan kelembutannya. Sampai semuanya berubah, ketika Sena tidak menjadi gadis yang sama lagi.

Aku menjejakkan langkahku lagi dan lagi
Aku tidak pernah terlihat sampai di manapun
Aku mendengar kau berbisik padaku,
Dan menghangatkan hatiku


Kurasa jiwaku, membawaku ke jalanmu
Tidak, aku tidak akan kembali lagi
Aku akan menemukan jawaban dengan tanganku sendiri


Aku selalu menderita, tapi alasannya sederhana
Aku ingin tahu tujuan hidupku
Kau benar, semuanya benar
Kau benar, semuanya benar, anak lelaki kecil yang ketakutan


          Sena? Siapa itu Sena? Namaku bukan lagi Sena. Dan tidak akan pernah lagi menjadi Sena. Aku memutuskan untuk menghapus nama itu selamanya dari hidupku. Gadis yang polos dan lugu? Ohh tidak akan lagi menjadi seperti itu. Kini aku tahu apa yang akan aku lakukan untuk hidupku. Setelah semua kebohongan, pengkhianatan dan kemunafikan yang aku alami, tidak akan lagi.
         Aku Angel, nama itu kupilih untuk menyamarkan sifatku saat ini. Seolah-olah malaikat tetapi tidak akan ada yang dapat menebak seperti apa diriku. Sehari-hari aku menjadi seorang penyanyi jalanan di tengah taman luas dikotaku yang kecil. Aneh bukan? Ya beginilah kondisi kotaku, bahkan taman jauh lebih besar dari kota ini sendiri. Tahun ini aku memutuskan untuk meninggalkan kota terpencil ini dan menghapus semua memori kelam hidupku. Berubah menjadi seorang wanita yang berbeda. Tahun ini juga, diusiaku yang ke 22 tahun.

 -----+++++-----

          "Ohh, Sena sudah pindah.. Baru saja dua hari yang lalu dia pergi", kata salah seorang warga yang sedang menyusuri pinggir pantai itu. "Pindah kemana yaa?", tanyaku ingin tahu. "Wah kalau itu saya kurang tahu.. Tapi sepertinya Sena memang tidak memberikan informasi kepada siapapun soal kepindahannya". Aku pun hanya dapat termenung melihat ibu itu pergi meninggalkanku dengan informasi yang menggantung. Sena, satu-satunya orang yang ingin aku lihat saat itu. Apakah dia masih mengingat janji masa kecil kami? Sedikit pun aku tidak pernah melupakan Sena. Bahkan diusiaku yang ke 27 tahun ini, aku bermaksud untuk meminangnya. Dan membuat hidupnya jauh lebih baik, disisiku.
          Aku mencari Sena, keseluruh kota yang kecil ini. Tidak begitu sulit untuk menemukan dimana Sena tinggal dahulu karena seluruh kota mengenalnya. Di kota yang kecil ini, setiap warga pasti lebih mudah mengenal satu sama lain. Apalagi Sena terkenal selalu menyanyi dan memainkan gitarnya di tengah taman dan pantai kota ini. Tidak banyak informasi soal kepindahan Sena yang aku dapat. Hanya salah satu informasi yang membuatku cukup tercengang adalah kenyataan bahwa orangtua Sena sudah bercerai. Ketika Sena masih duduk dibangku SMU. Sena, apa yang sedang kau lakukan sekarang? Mengapa memutuskan untuk pergi meninggalkan kota ini?
          Aku memutuskan untuk kembali ke kota ku setelah mengetahui Sena tidak lagi berada di kota nya. Aku merasakan putus asa yang sangat kuat ketika mengetahui hal tersebut. Aku sama sekali tidak yakin lagi dimana aku dapat menemukan Sena. Semuanya terlihat buram, tidak nyata. Aku memutuskan untuk menghirup udara segar sejenak di taman depan apartemen ku. "Sena?", kataku dalam hati. Aku melihat sosok Sena sedang berjalan bersama seorang laki-laki paruh baya. Aku yakin itu Sena, tapi mengapa ia bersama laki-laki paruh baya. Aku pun tidak tinggal diam, aku segera mengejar Sena dan menarik tangannya.
          "Sena!", teriakku sembari menarik tangan kiri Sena. Sena terlihat terkejut. Dia terdiam dan berusaha melepaskan tangannya, "Maaf, anda salah orang". Aku melepaskan tangannya dan membiarkannya pergi, tetapi aku sama sekali tidak yakin dengan apa yang dikatakannya. Aku sangat yakin wanita yang kulihat tadi adalah Sena. Aku mengikuti wanita itu perlahan. Bersembunyi dibalik orang-orang yang berlalu-lalang dan berusaha menyamarkan langkahku. Tetapi sekejap saja aku kehilangan Sena, dia sudah menghilang dari pandanganku.
         "Apa yang sedang kau lakukan?", kata seorang wanita yang berdiri dibelakangku, mengagetkan. Aku melihat kebelakang asal suara itu dan tercengang. Sena, dia muncul dibelakangku. Menatapku dengan pandangan aneh dan kesal. "Siapa kau?", katanya dengan amarah yang terlihat jelas dari matanya. "Aku.. anak laki-laki yang berkenalan denganmu ketika kecil.. yang berjanji padamu akan memberitahukan namaku ketika kita berjumpa nanti.. di pantai dikota kecilmu? apa kau ingat?", kataku dengan terbata. "Mau apa kau kesini? bagaimana bisa kau mengetahui keberadaanku?", kata Sena masih dengan amarahnya. Entahlah apakah dia mengenaliku atau hanya sekedar ingin tahu alasan aku berada disini. "Aku.. tinggal di apartemen sebelah sana.. Aku mencarimu dikota kecil itu tetapi kau sudah pergi.. Karena itu aku kembali ketempatku", kataku berusaha menenangkan. "Oh begitu.. Baiklah.. Oh iya.. Soal identitasku.. Tolong rahasiakan yaa", Sena pergi setelah mengatakan hal itu. Tanpa jejak. Lagi-lagi dengan bodohnya aku hanya dapat termangu. 

Kurasa jiwaku, membawaku pada jalanmu
Ya, Aku mungkin harus berjuang,
Tapi aku masih bisa bertahan, bahkan dengan keadaan seperti ini

Kau mengatakan “Ini bukan suatu kebetulan”
“Ini bukan mimpi yang normal”
Nah, Kau benar, semuanya
Kau benar, semuanya benar


           Kali ini, aku benar-benar merasa bersyukur. Sekali lagi aku diberi kesempatan untuk mendengar Sena bernyanyi. Dia menghampiriku pagi ini di taman untuk memastikan bahwa rahasianya tetap aman. Entah hal berharga apa yang Sena rahasiakan dari semua orang. Termasuk aku.
          "Aku yang saat itu kau temui dengan aku yang sekarang sudah jauh berbeda.. Dulu, aku memang selalu tersenyum, anak kecil yang polos itu, tetapi sekarang aku tidak lagi sama.. Beberapa bulan setelah kau kembali kekotamu, aku mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan.. Ibu dan ayahku bercerai.. Mereka semakin sering bertengkar, mencaci dan memaki satu sama lain, dan berakhir dengan pemukulan.. Aku dan ibuku korbannya.. Ayahku stress berat karena kami tidak bisa lagi hidup makmur dikota kecil itu.. Aku tidak dapat melanjutkan sekolahku dikarenakan ayahku di berhentikan dari pekerjaannya.. Kantor tempat dia bekerja ditutup karena bangkrut.. Semuanya berubah dalam sekejab saja.. Setelah pemukulan itu ayah dan ibuku memutuskan untuk bercerai.. Aku pun ikut dengan ibu, tapi apa lagi yang bisa kuberikan untuk ibuku dengan uang seadanya hasil mengamen? Dengan kondisi aku yang sama sekali tidak bersekolah.. Cemoohan pun terus berdatangan, bukan padaku tapi pada ibuku.. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk pergi, kekota ini, agar aku dapat merubah kehidupan ibuku yang sudah terlanjur hancur.. Dan kehidupanku sendiri.. Karena itu aku minta kau rahasiakan semuanya.. Aku ingin menjadi seseorang yang berbeda, bukan Sena yang penakut lagi.. Mulai detik ini panggil aku Angel". Sena menjelaskan dengan sesingkat-singkatnya semua kejadian yang ia sejak saat itu. Aku hanya terdiam melihat ekspresi wajah Sena yang berubah drastis. Dia bukan lagi Sena yang dahulu aku kenal. Dia sangat berbeda. Sekarang yang ada dipikiranku adalah "apa yang Sena kerjakan disini, bersama laki-laki yang aku lihat tempo hari". Tetapi sedikit pun aku tidak bisa mengatakannya. Tapi hanya satu yang bisa kulakukan saat ini, membantunya, karena dia datang pada orang yang tepat.
          "Sena, ini..", kataku sembari memberikan selembar kartu nama kepadanya. "Apa ini?", tanyanya dengan keraguan. "Baca saja". Sena membaca tulisan demi tulisan pada kartu nama itu kemudian terdiam. Tatapan tak percaya tampak di wajahnya. "Apa kau mau bekerja sama dengan ku? Aku produser yang cukup terkenal dikota ini.. Sejak mendengarmu bernyanyi, aku berjanji pada diriku sendiri, kelak aku akan membawamu keluar dari kota kecil itu dan bernyanyi dikota yang besar ini, agar lebih banyak lagi orang yang dapat mendengar indahnya suaramu dan bakat yang kau miliki", kataku mencoba menjelaskan. Aku tidak bisa menjelaskan lebih banyak lagi tujuan yang paling inginku wujudkan. Yaitu aku sangat menyukai Sena, sejak saat itu. Itu akan kujelaskan nanti, sekarang aku bertekad akan membantu Sena keluar dari segala kemelutnya.
          Tiba-tiba saja Sena menangis. Tangisan yang tidak pernah kulihat sebelumnya dari wajah tegarnya. "Me.. mengapa menangis? apakah ada yang salah?", kataku dengan panik. "Tidak, aku tidak percaya dengan siapapun tetapi.. Kali ini aku mempercayaimu.. Benarkah ini?", tanyanya sambil menyeka air mata. "Iya, itu benar.. Tapi bolehkah aku dengarkan lagi lagu yang kau nyanyikan tadi? Itu ciptaanmu kan?", tanyaku sambil tersenyum. "Iya.. Baiklah akan ku nyanyikan lagi.. Lagu ini ku tulis beberapa hari sebelum aku sampai di tempat ini.. Aku berharap, aku dapat bertemu dengan orang yang aku tulis dilagu ini.. Yang dapat membuatku tersadar oleh banyak hal yang buruk dan kembali bangkit.. Aku rasa kali ini lagu ini kutujukan untukmu.. Laki-laki dimasa kecil". Kata-kata itu membuatku merasa Sena begitu dekat denganku. Aku merasa dia seperti seseorang yang ditakdirkan Tuhan untuk kuubah kehidupannya, dan juga untuk mengubah kehidupanku. Jalanku dan Sena memang masih sangat panjang, aku tahu itu. Tetapi segala ujian yang sudah dilewatinya, kini harus membuahkan sesuatu yang nyata. Dan aku yang akan mewujudkan semua itu untuknya. Itu janjiku, pada Sena..

Kurasa jiwaku, membawaku pada jalanmu
Ya, Aku mungkin harus berjuang,
Tapi aku masih bisa bertahan, bahkan dengan keadaan seperti ini

Kau mengatakan “Ini bukan suatu kebetulan”
“Ini bukan mimpi yang normal”
Nah, Kau benar, semuanya

 Kau benar, semuanya benar
Aku selalu menderita, tapi alasannya sederhana
 Aku ingin tahu inti dari kebahagiaan
 Kau benar, semuanya benar
 Kau benar, semuanya benar, anak lelaki kecil yang ketakutan


Tema : Feel My Soul
Kata Kunci : Hal berharga, anak kecil, ujian, taman, awan 

For Project #MelodiHijauOranye @YUI17Melodies

No comments:

Post a Comment