Sunday, February 17, 2013

Sayonara~

Dengan sepatu karet, aku berjalan melawan arus..
Tanpa memikirkan apa yang telah kutinggalkan..


Lampu remang-remang kota mengiringi langkahku..
Telah kukatakan aku mencintaimu, tetapi aku tetap melakukan ini..


Air mataku seperti komidi putar..
Membuatku bingung, karena aku hanya anak kecil..

           
          Ini adalah lagu pertama yang kunyanyikan di saat debut pertamaku. Lagu yang kini benar-benar memiliki arti. Untuk seseorang yang mulai perlahan menjadi special untukku. Aku bertemu dengannya ketika kecil. Di sebuah pantai dikotaku. Dia setiap hari melihatku bernyanyi. Sampai pada akhir masa liburannya, dia datang menghampiriku hanya untuk bertanya namaku. "Namaku Sena, kamu?", kataku saat itu. "Aku akan memberitahukannya ketika kita berjumpa lagi, sampai jumpa", katanya, laki-laki yang penuh dengan misteri.
          Yap! Namaku Sena. Kini aku sudah benar-benar berhasil mencapai cita-citaku menjadi seorang penyanyi. Sebelumnya, aku sempat ditipu oleh seorang laki-laki paruh baya yang mengajakku rekaman pada saat aku masih tinggal di kotaku. Dia menawarkan untuk mengontrakku selama 1 tahun. Bahkan dengan hebatnya, laki-laki itu membawa kertas-kertas perjanjian yang sangat meyakinkan. Setelah aku sampai di kota besar yang ditujunya, laki-laki itu malah mengajakku tidur dengannya. Hal itu sangat-sangat mengerikan. Tetapi, setelah apa yang kualami di kotaku dulu, aku berhasil memukul laki-laki itu sekencang-kencangnya dan melarikan diri. Beruntung, aku membawa semua tabunganku dan pergi menjauh dari laki-laki itu. Entah apa yang terjadi, laki-laki itu berhasil menemukanku lagi dan berusaha membujukku. Aku mencoba untuk mendengarkannya sementara waktu. Lagi-lagi aku beruntung dapat bertemu dengan seorang laki-laki yang ternyata mengenaliku. Membuat aku berhenti untuk mendengarkan laki-laki paruh baya itu dan melarikan diri. Tetapi, aku begitu penasaran dengan laki-laki itu. Dia? Darimana dia mengenalku? Aku tidak pernah datang kekota ini.
          Siapa yang dapat menyangka, ternyata laki-laki itu seseorang yang aku kenal ketika kecil. Ya, laki-laki misterius yang tidak menyebutkan namanya ketika kami kecil. Dia memberikan kartu namanya diperjumpaan kami yang selanjutnya. Dia seorang produser music yang sudah menangani beberapa penyanyi berbakat. Dia memiliki sebuah perusahaan rekaman yang cukup terkenal di negara ini. Sebuah produser dari label besar mengajakku bergabung? Aku hanya dapat tercengang melihatnya. Sean, itulah namanya. Nama yang mirip denganku bukan? Mungkin kami berjodoh.

“Selamat tinggal” seperti komidi putar..
Cintaku padamu berputar-putar..
Seperti komidi putar..


Air mataku seperti komidi putar..
Kesedihanku tidak berhenti, karena aku hanya anak kecil..


         Sean, nama itu selalu terngiang disetiap lagu yang kunyanyikan. Laki-laki yang sangat baik hati selalu tiba-tiba membuat hari-hariku berwarna indah seperti pelangi. Menyelamatkanku dari kehidupan yang buruk. Kini debut pertamaku berhasil kulalui seolah berputar begitu cepat dan hebatnya, aku sama sekali tidak merasakan berdebar-debar. Sean terus mendukungku dengan senyumnya yang selalu mengembang setiap aku bernyanyi. Apa yang dikatakannya mampu membuatku bersemangat. Tetapi, semakin aku melihatnya semakin membuatku sesak. Ya, sesak. Aku rasa semakin hari aku semakin menyukainya. Bertemu dengannya di studio setiap hari. Dia selalu memantau dan menemaniku.
        "Sena.. Bisa bicara sebentar?, kata Sean menghampiri. "Iya, apa?", kataku. "Begini, malam ini apa kau bisa sedikit meluangkan waktumu?", katanya sambil tersenyum. "Iya.. hmmm.. ada apa?", kataku penasaran. "Kau akan melihatnya nanti. Pak supir akan mengantarkanmu nanti malam", katanya dengan senyum yang semakin membuat penasaran. Inilah sikap misterius yang selalu membuatku penasaran. Apakah Sean akan memberikanku kejutan?
        Aku begitu bersemangat menunggu malam ini. Apakah kejutan yang akan diberikan Sean?. Aku terus bertanya-tanya dalam hatiku. Tidak henti-hentinya aku berdiri didepan cermin hanya untuk memastikan penampilanku terlihat memukau. Aku pergi tepat pukul 19.00 dan diantar oleh supir pribadi Sean seperti yang dia perintahkan. Aku menuju kejalan yang cukup jauh dari pandanganku. Aku memang sama sekali tidak mengetahui wilayah kota ini, sampai detik ini. Rasanya sangat jauh dan memakan waktu yang cukup lama. Tepat pukul 19.45 aku tiba disana. Sebuah Perusahaan yang cukup besar, tidak! aku pikir kami ke restoran. Aku masuk kedalam untuk memastikan apa yang sebenarnya direncanakan Sean. Perlahan-lahan cahaya gemerlap mulai terlihat. Membuatku semakin penasaran dari mana asal cahaya itu. Aku menghampiri sebuah ruangan yang cukup besar, banyak lampu-lampu berbagai warna begitu indah, dan Sean duduk disana. Seorang diri. Aku hanya dapat terpana melihatnya begitu rapih dengan jas hitamnya.
       "Silahkan duduk, Sena", kata Sean sambil menggeser bangku untukku. Aku duduk dengan kondisi jemari yang mulai berkeringat dan bergetar. Entah apa yang terjadi aku merasa sangat berdebar-debar. Perasaan yang tidak pernah kurasakan bahkan ketika debut sekalipun. Perasaan yang berputar-putar. Berbagai rasa dan membuatku cukup tidak bisa berpikir jernih.
       "Kau.. begitu cantik mengenakan gaun itu.. Sena", kata Sean sambil tersenyum. "Terima.. kasih", kataku dengan terbata. "Apa yang ingin kau bicarakan?", kataku mengalihkan pembicaraan. "Hmm.. baiklah.. begini.. aku", Sean berbicara dengan terbata-bata. Sangat terlihat, ada sesuatu yang penting yang ingin dia bicarakan. "Aku.. harus pergi.. karena itu, saat ini aku memutuskan untuk membuat pesta perpisahan seperti ini. Aku akan kembali tahun depan. Semoga saat itu, kau sudah benar-benar sukses berada di managemenku", kata Sean menjelaskan. Aku hanya dapat terdiam. Tidak dapat mengatakan apapun, semua terasa hampa. Yang ada dipikiranku hanyalah "aku akan kehilangan dia dari pandanganku". Hanya itu..

“Selamat tinggal” adalah komidi putar..
Cintaku padamu berputar-putar..
Seperti komidi putar..



Aku terdiam di penyebrangan jalan..
Aku mencemaskanmu..
Tetapi ketakutanku mengalahkan kebaikanku..


       Sean pergi ke London. Membuka kembali perusahaan besarnya. Meninggalkan kenangan yang lagi-lagi hanya sekejab kudapatkan. Aku memang sudah berhasil mencapai debutku sebagai penyanyi, tetapi menyampaikan perasaanku padanya yang sama sekali belum kulakukan. Aku cemas, sangat cemas. Sean tidak akan kembali. Selalu hanya lewat lagu aku dapat mengungkapkan semuanya. Kekecewaan akan diriku sendiri dan perasaan ditinggalkan lagi-lagi menghantui. Entah aku harus menyerah dengan kepergian Sean kali ini atau menunggunya. Entahlah.. Saat ini yang ada dipikiranku hanya mengucapkan "selamat tinggal".

Tema : Merry-Go-Round
Kata Kunci : Pelangi, berputar, cermin, gaun, cahaya

For project #MelodiHijauOranye @YUI17Melodies 
 

No comments:

Post a Comment