Wednesday, October 31, 2012

Wanita berboneka kayu tanpa kaki

Kata Kunci : Tangga, pohon beringin, bulu kuduk, malam, darah, putih.

Setting tempat : Rumah sakit


"Hati-hati dengan apa yang kau lihat.. Satu kali saja salah melihat, hidupmu akan berakhir..".

Sebuah pesan singkat dari mimpi-mimpi panjang yang akhir-akhir ini sering dijalani Reno. Reno selalu terbangun dengan keadaan yang mencekam. Selalu terjadi hal-hal mengerikan yang terjadi dikamar rumah sakit yang ditempatinya, termasuk kali ini. Tiba-tiba saja tulisan yang sangat besar tertulis di seluruh tembok kamar itu. Bertuliskan "Tolong" ditulis menggunakan darah dan berceceran diseluruh ruangan kamar.

Semakin hari, malam-malam Reno semakin memburuk. Entah apa yang terjadi dan ia perbuat dimasa lampau. Reno terus berpikir, bahkan ditengah kesehariannya dirumah sakit itu. Reno dirawat disana sejak kecelakaan mobil yang dialaminya. Ia sudah dirawat selama 6 bulan karena luka yang cukup serius pada bagian otaknya.

"Woy Ren! ngelamun aja nih.. Ada apa?", sapa Arnold, salah satu teman dekat Reno dirumah sakit.

"Hmm.. Enggak Nold.. Hanya cape aja, akhir-akhir ini banyak kejadian aneh dalam hidup gue.. Kemarin dikamar tiba-tiba ada banyak darah, berceceran.. Ditembok juga ada tulisan aneh "Tolong".. Gue gak ngerti maksudnya apa..", cerita Reno dengan terbata.

"Lo serius? Ahh jangan becanda Ren..", Sergah Arnold sambil tertawa.

"Enggak, gue serius..", kata Reno dengan perlahan kemudian diam.

"Ren? Ren? Lo ngeliatin apa sih? Kok tiba-tiba diem?", kata Arnold, panik, mulai ketakutan.

"Sttt.. itu didekat tangga lobby J ada cewe, aneh.. Kakinya dibalut perban tebal.. Berbaju putih.. Mukanya pucat.. Lebih aneh lagi... megang boneka kayu tapi kakinya.. gak ada..", kata Reno menjelaskan, terbata.

----_----

"Ren.. Reno.. Mau kemana sihh? Udah balik aja yukk.. Gue takut nihh..", kata Arnold dengan panik.

"Sttt.. Udah ikutin gue aja..", kata Reno dengan serius.

Reno dan Arnold mengikuti wanita itu dengan perlahan. Wanita itu berjalan dengan sangat perlahan, sedikit tertatih. Selang beberapa menit, wanita itu berjalan melewati sebuah tembok yang membuat pandangan Reno dan Arnold terhalang. Reno segera berlari mengejar wanita itu. Ketika dilihatnya kebalik tembok tersebut, wanita itu menghilang. Yang tampak disana hanyalah sebuah pohon beringin besar dengan dahan yang sudah mulai terlihat rapuh. 

----_----

Reno masih penasaran dengan wanita yang dilihatnya tempo hari. Siapa wanita itu? Mengapa tiba-tiba menghilang? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang datang silih berganti dari pikiran Reno dan membuat bulu kuduknya meremang. Malam pun sudah menunjukkan pukul 12.00. Reno masih enggan untuk pergi tidur. Ia hanya terus melamun melanjutkan pertanyaan-pertanyaan akan keganjilan yang terjadi pada siang itu. Darah pada kamarnya saat itu, wanita berbaju putih, perban, dan boneka kayu tanpa kaki.

Reno terus melamun sambil menatap keluar jendela. Tiba-tiba dilihatnya sesosok wanita yang tempo hari dilihatnya sedang berdiri tepat disamping pohon beringin yang siang itu nampak. Tetapi kali ini kejanggalan itu semakin pekat. Darah, ya darah, itu yang dilihat Reno disekujur tubuh wanita itu. Bulu kuduk Reno kembali meremang, tetapi kali ini rasa penasarannya jauh lebih besar.

Reno berlari menghampiri wanita itu. Dengan nafas tersengal-sengal, Reno menghentikan langkahnya. Wanita itu mulai berjalan perlahan. Reno terkejut, wanita itu berjalan dengan gerakan nyaris patah-patah. Perlahan, dengan kaki yang lunglai dan tangan membuka. Menyerupai seperti mayat hidup yang sering Reno saksikan dilayar kaca. Reno perlahan mundur, semakin gemetar.

"To..long.. To..long", kata wanita itu menghampiri Reno, dengan suara parau.

"Ada yang bisa saya bantu? Mengapa sendirian disini?", tanya Reno dengan ragu-ragu, bulu kuduk meremang.

"Saya.. Mau.. Nyawamu!", Teriak wanita itu dengan suara memekik melompat menerjang Reno.

Keesokkan harinya Reno ditemukan dalam kamarnya dengan keadaan mengenaskan. Seluruh tubuhnya tercabik-cabik dan sudah tidak berbentuk. 

Dikamar yang Reno tempati adalah kamar yang dikutuk. Dahulu disana adalah tempat seorang wanita bunuh diri karena tidak tahan dengan penyakitnya. Karena tidak tahan tekanan, wanita itu sering melampiaskan pada boneka kayunya dan juga kakinya sendiri yang ia cabik dengan pisau hingga putus. Setelah meninggal, wanita tersebut sering bergentayangan dirumah sakit itu dan barang siapa yang menempati kamar itu akan bernasib sama sepertinya. KEMATIAN.

For project #FFHalloween @YUI17Melodies


Tuesday, October 30, 2012

Stasiun Terkutuk

Kata kunci : Senter, bulu kuduk, jejak, malam, darah, purnama, putih.

Setting tempat : Stasiun kereta.

Rin tercengang, melihat pemandangan sekitarnya berubah drastis. Tempat dimana sebelumnya ia tidur bukanlah lagi dikamarnya. Rin bertanya-tanya, "dimana aku?". Mencoba bangun dari atas kasurnya. "Sungguh aneh", berkata dalam hati. Rin berjalan menghampiri pintu yang berbentuk sangat mengerikan. Seperti terbuat dari kayu yang telah lama usang dan jarang sekali dibuka. Gagangnya pun sangat berkarat dan begitu besar, sepertinya akan sangat sulit dibuka. Rin berusaha sekuat tenaga untuk membuka pintu itu. Tiga kali Rin mencoba menariknya sampai pintu itu berhasil dibuka.

Terkejutnya Rin ketika ia melihat betapa gelapnya pemandangan diluar pintu tersebut. Sedikitpun Rin tidak dapat melihat dengan baik. Hanya berupa bayang-bayang samar benda-benda yang tidak jelas dari kejauhan. Rin melihat kembali kedalam ruangan tempat ia terbangun tadi. Berharap terdapat sebuah penerangan yang mudah dibawa olehnya keluar sana. Rin menemukan sebuah senter yang telah usang. "Sungguh aneh", pikirnya. Ditempat yang begitu tua seperti ini, dengan interior ruangan yang sangat klasik, Rin menemukan senter yang berbentuk cukup modern. Rin menyalakan senter tersebut yang ternyata masih berfungsi dengan baik. Diarahkannya senter tersebut pada pemandangan diluar kamar. Terlihat lorong yang begitu jauh dan semakin gelap diujungnya.

Rin terengah-engah menyusuri lorong yang tiada akhir itu. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengannya hari ini. Jika memang mimpi, mengapa ia tidak terbangun ketika ketakutan semakin menjalarinya. Semakin lama berjalan, Rin semakin merasakan adanya suara-suara aneh mengikutinya. Samar dan halus, seperti suara wanita. Membuat bulu kuduk Rin semakin meremang. Rin enggan untuk menolehkan kepalanya karena ia tahu pasti ada yang tidak baik menantinya untuk menolehkan kepala. Seolah-olah ada yang memanggilnya dari kejauhan,"lihatlah kemari.. lihatlah".

Rin menghentikan langkahnya tiba-tiba. Dilihatnya sebuah jejak kaki yang terlihat sangat besar. Tetapi sangat ramping, tidak terlihat seperti jejak kaki seorang laki-laki. Rin mengikuti arah jejak kaki tersebut dengan sangat hati-hati, enggan menginjaknya. Rin berhenti, dilihatnya jejak kaki tersebut ditutupi oleh sepasang kaki yang serupa. Rin menaikkan pandangannya perlahan, dengan ketakutan yang semakin menggerogoti. Kaki itu terlihat sangat putih, bersih, seolah membuat malam menjadi terang terselimutkan purnama.

"Tidak!!!", Rin berteriak dengan kencang sambil berlari. Dilihatnya seorang wanita dengan badan kurus tinggi, wajah putih, berkeriput dan darah mengalir dari matanya. Sedang tersenyum sambil berkata,"kenapa tidak menoleh?? lihatlah... saya..", katanya dengan suara serak menyayat. Rin tidak memikirkan lagi kemana arah ia berlari seperti sebelumnya.

Rin menerobos sebuah pintu besar yang terlihat serupa seperti sebelumnya tetapi kini berwarna putih dengan bercak darah dikeseluruhannya. Rin enggan untuk memikirkan tentang motif tersebut. Ia hanya terus berlari sampai ditemukannya sebuah stasiun kereta yang kosong dan begitu kotor. Stasiun kereta yang sudah lama ditinggalkan dan banyak sekali bangkai-bangkai kereta disetiap relnya. Rin berhenti, melihat-lihat sekitar. Seperti tidak asing bagi Rin stasiun kereta ini.

"Rin, apa kau lupa?? Tahun lalu kau tinggalkan aku distasiun ini.. stasiun berhantu katamu.. untuk uji coba rasa penasaranmu..", terdengar suara samar perlahan menghampiri. Membuat bulu kuduk Rin kembali meremang.
"Kau.. siapa?", kata Rin terbata-bata.

"Aku.. Lina.. temanmu yang kau jadikan budak sejak kecil.. kau yang selalu memaksaku mengikuti maumu.. kau tau Rin.....", suara itu semakin mendekat. Berdiri tepat disamping Rin, perempuan yang tadi muncul dilorong dan menakuti Rin.

"Tahun lalu kau tinggalkan aku disini sambil tertawa riang.. apa kau tahu disini tempat pemujaan?? stasiun kereta ini adalah tempat anak-anak perempuan dikorbankan untuk pemujaan.. itu cara aku mati.. kini.. akan menjadi giliranmu Rin.. giliranmu..", hantu perempuan itu menghampiri Rin sambil tersenyum menakutkan.

Darah banyak keluar dari sekujur tubuhnya. Membuat Rin ketakutan dan menangis. "Maafkan aku..", kata Rin dengan halus sambil terisak. Lina hanya tertawa, menarik Rin ke rel kereta dan tiba-tiba saja kereta yang sudah menjadi bangkai itu berjalan dan melindas Rin. Kini teriakan meminta ampun Rin menggantikan tugas Lina. Mencari korban untuk menggantikan tempatnya di stasiun kereta terkutuk itu.


For project #FFHalloween @YUI17Melodies